Sabtu, 13 September 2014

Apakah dunia mayamu seindah dunia nyatamu? (Akibat #psywar)

Sedang ramai di seru-serukan berbagai macam kata atau kalimat bernada support, umpatan bahkan rasis dari berbagai macam nama akun disosial media. Bukan tentang pilpres, gaza atau bahkan akan hilangnya premium bersubsidi, tapi tentang laga sepak bola antara Persija Jakarta dan Persib Bandung yang akan diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2014 di Stadion Utama Glora Bung Karno (SUGBK), yang biasa disebut "psywar".

Masih teringat jelas dalam kepala saya tentang dampak yang saya terima dari "psywar", masih terasa jelas dalam hati saya tentang apa yang terjadi karena hal tersebut. Meninggalkan kota tempat dimana saya mencari uang untuk bisa terus melanjutkan sekolah saya, kota tempat saya mendapatkan pengalaman baru, sahabat, bahkan keluarga baru, kota tempatnya masyarakat yang sangat fanatik dengan tim sepak bola daerahnya. Ya, kota tersebut adalah kota Bandung dengan berbagai macam pemandangan, dengan berbagai macam tempat wisata, dengan berbagai macam cerita.

Kejadian ini terjadi saat Persib Bandung akan menjamu musuh bebuyutannya Persija Jakarta, karena terbentur beberapa masalah yang mengakibatkan pertandingan ini gagal tersaji, sehingga disalah satu socmed (social media) twitter ramai memperbincangkan, ramai "psywar" yang menghasilkan satu hastag yang menjadi trending topic kira-kira seperti ini "#TanpaPSSIpersibLemah", saya yang termasuk Persija Fans, sontak mengikuti apa yang sudah ramai di serukan di twitter tersebut. Awalnya semua terasa biasa seperti halnya "psywar" yang biasa saya lakukan sebelumnya, tapi... Tak lama kemudian ada 3 akun yang memfollow saya, pas saya cek mereka semua berasal dari supporter Persib Bandung, salah satunya kakak kelas yang tidak pernah saya kenal dikampus dan dia berasal dari komunitas pencinta Persib Bandung dikampus saya, ada yang janggal kemudian saya "search" nama akun twitter saya, ada 1 akun "@VIKING_CIPANAS" mention ke akun viking kampus saya, isi mentionnya "nah ini dia jakmania bandung, ini username+photonya, silahkan dihajar." dan dari situlah saya tau kenapa ada 3 akun yang memfollow saya.

Liburan UAS semester 3 saya pulang ke tangerang, saya merasa aman karena lumayan lama saya liburan pas pemilihan calon legislatif, disitu saya berfikir kalo masalah ini sudah tutup buku, masalah ini sudah tak diperpanjang, tak berapa lama setelah ajaran baru semester 4 berlangsung ada 1 akun tapi ini di facebook yang "nge-add" saya, dan dia adalah kakak kelas saya yang berasal dari komunitas pencinta Persib Bandung dikampus saya yang sempat saya ceritakan tadi. Kaget, gelisah, bingung menghampiri saya, ternyata saya masih dicari-cari dan yang jelas bukan untuk dimintai tanda tangan atau photo bareng. Puncak kejadian sehari sebelum malam nisfu syaban kemarin dan sehari sebelum UTS semester 4 saya berakhir saya bertatap muka langsung dengan dia di parkiran kampus, bukan untuk saling jatuh cinta melainkan tatapan bingung, dan orang tersebut menatap saya seperti menatap es nutrisari disiang hari dibulan puasa, sampai memancing perhatian teman-teman saya yang awalnya sedang asik ngobrol diparkiran tersebut. Salah satu teman saya bertanya "kenapa itu orang ngeliatinnya songong banget?" Dengan nada santai saya bilang "itu dia viking yang nyari-nyari gue selama ini". Kemudian kami memutuskan untuk bubar. Hari terakhir UTS, akun twitter dari komunitas Viking kampus saya memposting status seperti ini "Semoga hari ini bertemu dengan orang yang diharapkan, katanya sih jakmania bandung, hajar jangan? Hajar ajalah tuman..", disitu saya bingung, galau dan tak tau harus bagaimana. Akhirnya saya putuskan untuk menelpon kedua orang tua saya untuk memohon maaf karna bertepatan dengan malam nisfu sya'ban, setelah itu saya sms bahwa sudah hampir 4 bulan saya berada dalam ketidak nyamanan, berada dalam tekanan kegelisahan.. Asik bahasanya lebay ya? Tapi ini serius.. Hingga akhirnya bapak saya menelpon dan meminta saya balik ke tangerang malam itu juga.

Mungkin ini keteledoran saya, ini lah hasil yang saya dapatkan dari apa yang telah saya tanam, penyesalan atas terhentinya kuliah yang sangat jelas membuat kekecewaan dihati kedua orang tua saya. Inilah hasil nyata dari kegiatan didunia maya saya, bukan hasil yang menguntungkan tapi sebaliknya, saya percaya hikmah, saya percaya tuhan itu ada, semoga ini menjadi pelajaran untuk kita semua agar lebih teliti untuk bertindak. Dan sampai detik ini bapak saya terus menunjukan sikap kecewanya, dia hanya diam dan berbicara seperlunya terhadap saya, tapi sampai detik ini saya masih berdiri untuk menjadi Persija Fans karena cinta itu tak akan luntur dihantam apapun. Teruslah support apa yang telah menjadi kecintaanmu bukan karena paksaan dan jadilah supporter yang dewasa.

Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar